Selasa, 03 Mei 2011

Anak Pengusaha dan Anak Pengemis

Alkisah pada zaman dulu di china ada seorang ahli nujum yang sangat ahli dalam meramal nasib seseorang. Ia bisa melihat garis kehidupan seseorang dengan ketelitian yang luar biasa.

Suatu hari ada dua orang yang masing-masing membawa anaknya untuk diramal perjalanan hidupnya. Setelah melihat anak yang pertama, si ahli nujum dengan takjub berkata kepada ibunya, " anak ibu mempunyai nasib yang luar biasa. Ia bisa berpotensi menjadi seorang pejabat atau pengusaha yang luar biasa di negeri ini". Ramalan itu membuat si ibu sangat senang dan bangga dengan anak tunggalnya.
Rata Penuh
Ahli nujum kemudian melihat anak yang kedua. Ia sempat menggeleng-gelengkan kepala...namun ia harus berkata jujur kepada ibunya. " anak ini di lahirkan tanpa membawa bekal atau rejeki apapun kedunia ini, ia bisa-bisa menjadi pengemis".

Mendengar ramalam ini sang ibu menjadi murung. Ahli nujum itu merasa iba kepadanya, lalu ia pun memberikan saran " jangan bersedih , Ibu didiklah anak ibu dengan baik. Walaupun ia tidak membawa bekal dari lanit, bekalilah ia dengan pengetahuan , sikap yang baik dan semangat untuk menjalani hidup ini. Yakinlah ia bahwa untuk mencapai kesuksesan semuanya harus diperjuangkan. Beritahu dia bahwa tidak ada yang namanya ' makan siang gratis'.

Selanjutnya , ibu yang anaknya diramalkan menjadi pengusaha sukses hanya memanja-manjakan anaknya, tanpa mendidiknya dengan baik, karena ia yakin anaknya akan menjadi pengusaha yang sukses. Apa yang terjadi ? Ternyata cara mendidiknya yang salah telah menjadikan anak itu pribadi yang kurang baik. Kerjanya hanya bermalas-malasan, karena semua keinginannya selalu dipenuhi. Semangat dan daya juangnya tidak ada sama sekali, yang ada hanyalah sikap mau menang sendiri walau apa pun yang terjadi. Dan lebih celakanya, ibunya selalu membelanya.

Setelah ia dewasa dan terjun ke masyarakat, kenyataannya yang ia temui berbeda 180 derajat dengan kehidupannya yang ia kenal selama ini. Akibatnya ia tidak bisa menerima dan menyesuaikan diri. Akhirnya ia hanya bisa menghabiskan harta warisan orang tuanya untuk bersenang-senang. Setelah semua harta warisan orang tuanya habis, ia pun menjadi miskin dan sengsara lah hidupnya.

Sementara itu, orang tua yang menyakini anaknya tidak membawa " bekal atau rejeki dari langit" dengan penuh dedikasi mendidik anaknya, membekali hidupnya dengan daya juang, ilmu pengetahuan , etika , sikap baik dan semangat. Akhirnya, anak ini berhasil menjadi orang yang sukses. Ia bisa menjalani hidup ini dengan baik berbekal pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh orangtuanya.


**

Kehidupan kita dimasa depan tidak ada yang tahu karna semua itu sudah ada yang mengatur, karna itu isilah dengan hal2 yang bisa mengguntungkan bagi kita di masa depan yaitu dengan cara berbekal diri kita dengan ilmu pengetahuan, beretika, semangat, berusaha dan terus belajar.



Sumber : Buku The Best Of Chinese

31 komentar:

Arif Bayu Saputra mengatakan...

Wow sungguh cerita yangsangat penuh inspirasi.... bisa jadi acuan buat saya yang entar mau punya baby....hehehehe rasanya pengen ku sambit aja peramal itu mbak,,,,hehehehe

famfir mengatakan...

wah... bagus banget ceritanya.....
ternyata semua ramalan itu belum tentu benar,,, tergantung dengan ibunya yang mendidiknya bagaimana.....

Muhammad A Vip mengatakan...

masa depan tak ada yang tahu memang bu. tukang nujum itu hanya berupaya mewarnai hidup dengan permainan imajinasi. yang penting usaha jalan terus.

Amy mengatakan...

Sebagai ortu kita harus membekali anak dengan pendidikan agama, ilmu pengetahuan serta budi pekerti yg baik sehingga dpt membantu anak untuk mengarungi masa depannya kelak. Kekayaan bukan jaminan anak bisa sukses kelak. :D

Cut Ratu mengatakan...

wow...inspiring banget mbak... Kadang-kadang sesuatu yang sekarang kita anggap kelemahan malah menjadi kekuatan kita ya kalau kita berusaha untuk mengolahnyajadi lebih baik. Sebaliknya walaupun kita sdh bernasib baik suatu saat bisa saja berbalik krn kita tidak mampu menjaganya. Nice story...

Ardian mengatakan...

yayaya..
Makasih mbak, semoga bisa dijadikan pegangan hidup.
Berarti disini kita diajarkan 2 usaha.
1.usaha menghancurkan potensi masa depan. dengan malas2an.
2.usaha membangun untuk belajar baik sebagai pembentuk potensi baik pula di masa depan.

W i e d e s i g n a r c h mengatakan...

memang bener...
kita tidak bisa sepenuh nya terlena dan mengandalkan nasib semata...
dan siapa bilang kita bisa menerka apa yang diaturNya...
sudah pasti, apa yang baik akan datang untuk kebaikan yang kita semai... ^_^

Malieh mengatakan...

Satu lagi pencerahan.
Asal kita mau berusaha dan tak putus asa,apapun bisa...salam santun dariku.

Unknown mengatakan...

Ramalannya salah dong ya... hihihi... Cerita yang sangat bermanfaat buat orangtua nih...
ternyata pekerjaan jd orangtua ini lebih sulit daripada pekerjaan apapun... Bismillah...

uraeka mengatakan...

nasib kita hanya ditangan Tuhan ... ajari anak2 untuk berjuang sambil berdoa ...

Hariyanti Sukma mengatakan...

setuju banget aku mbak .... tak ada keberhasilan yg diraih hanya bersantai-santai. imu pengetahuan, beretika, semangat, berusaha dan terus belajar adalah modal menuju sukses.
Makasih ya, mbak inspirasinya ini.

joe mengatakan...

dari cerita tersebut bisa diambil pesan bahwa kunci keberhasilan adalah bekerja keras

attayaya-mading mengatakan...

jangan memanjakan anak!!!
bahaya

Bunda Loving mengatakan...

cerita mu sungguh sangat bagus sekali...apalagi klu dibaca oleh anak2 muda sekarang...krn begitu bnyk hikmah yg bisa kita petik disana....

Gaphe mengatakan...

semia kembali ke bagaimana tujuan orang tua mendidik anak. memang persepsi awal itu sangat mempengaruhi, tetapi jatuhnya kembali kepada proses.. karena proses itu juga yang menenntukan hasil akhir.

choirul mengatakan...

berarti sekarang saya harus mendidik diriku ini ya...

semoga besok saya bisa mendidik anak saya dengan baik, biar g malas...

Pakde Cholik mengatakan...

Cerita yang bermakna.
Mari kita bekali anak2 dengan budi pekerti yang luhur dan ilmu yang bermanfaat serta agama yang kokoh kuat.

Salam hangat dari Surabaya

Unknown mengatakan...

tul. tak seorangpun tahu hari esok. makanya harus siapkan diri dg melakukan hal2 yg baik

umiabie mengatakan...

cerita bagus, tapi setiap manusia udah punya rizki masing2..

Salam..

Call me Batz mengatakan...

yup..semua berpulang kepada pribadi masing2..jika tidak berusaha dan bekerja keras maka tidak akan sukses..nice story..
salam kenal ya..aq ijin folow ya..thx..jika berkenan mampir juga ke blog aq ya..hahah

yeremia mengatakan...

Hmmm... sama seperti yg terjadi dengan aku. inspiring bgt

Muhammad A Vip mengatakan...

ada anak pengemis yang dimanja baget lho bu, masak diminta tolong seseorang saja bapaknya ngamuk. kata bapaknya: anak saya bukan untuk disuruh-suruh.

Yhantee mengatakan...

Nice post mba.. ^_^

hanya ada satu kata.. D.U.I.T Doa,Usaha,Ikhtiar,Tawaqal....

Kamal Hayat mengatakan...

Jangan Memanjakan anaknya dengan harta yang orang tua miliki

Nia mengatakan...

Semua tergantung bagimana cara orangtua mendidik anaknya...kalau dibiasakan hidup enak tanpa kerja, maka setelah dewasa anak akan jadi orang yang pemalas...

Mulyani Adini mengatakan...

To All : Komen sahabat semua bisa menjadi inspirasi dan penambahan ilmu bagi saya pribadi.

baby Dija mengatakan...

Dija bukan anak pengusaha Tante
tapi cucu pengusaha, hehehheee

Mulyani Adini mengatakan...

Baby Dija : heheheh..nanti Dija besarnya jadi pengusaha ya

Zulfadhli's Family mengatakan...

Setuju banget Mba, apa yang kita tanamkan ekpada anak sejak dini, itulah bekal mereka di masa mendatang.

Semoga kita bisa mendidik anak2 kita menjadi pribadi yang mandiri dan bekerja keras yah Mba. tentunya dengan cara2 halal dalam meraih kesuksesan :-)

Sants mengatakan...

Dari sekedar browsing cari soal kehidupan, eh mampir disini sebentar ketemu artikel yang bercerita sederhana tapi dalam maknanya.... trimakasih untuk selalu mengingatkan sesama...

Mulyani Adini mengatakan...

Sants : Sama2

Posting Komentar

Kunjungan sahabat sangat berarti buatku, terlebih lagi bila sahabat mau mengomentarinya....Terimakasih..