Bila Lebaran Tiba

Tujuh tahun sudah aku melewatinya, berlebaran tanpa kedua orang tua, kakek dan nenek. Aku masih ingat di tahun pertama tepatnya 2003 ibuku meninggal dan selalang beberapa bulan Ayah pun menyusul. Tepatnya Ayah menyusul 1 minggu menjalankan ibadah puasa dibulan Ramadhan. Kesedihan yang dirasakan tidak dapat di bendung, kekosongan dan kesepian pada saat berhari Raya...
Tangispun tidak dapat aku menahannnya...selama 3 tahun jualah aku tidak begitu berbahagia bila Lebaran tiba. Untuk Ayah dan Ibu aku begitu merindukanMu..

Keadaan menjadi beda..ketika seorang pria melamar aku untuk menjadi istrinya, menikah, punya keluarga dan tidak menunggu bertahun2 kami memiliki sibuah hati...gadis mungil yang telah diharapkan kelahirannya di dunia ini..Ibu mertuaku begitu berbahagia aku bisa melihat dari sinar mata dan wajahnya..Maklumlah Ibu mertuaku hanya memiliki 1 orang anak yaitu suamiku dan suaminya telahpun meninggal ketika anaknya berumur 4 tahun. Sungguh waktu yang lama bagi Ibu Mertuaku menanti keramaian didalam rumahnya....

Kini bila hari lebaran tiba aku selalu menyambutnya dengan penuh bahagia...bersama anakku Dini kami melakukannya bersama-sama...dengan membersihkan rumah, mengganti segala sesuatunya dgn yg baru, menyiapkan kue lebaran, bolu dan yang paling akhir adalah ayam kampung, ..rendang dan menu lainnya...semua ini aku persiapkan hanya untuk kebahagiaan keluargaku dan Ibu mertuaku......dan sudah lima tahun pula waktu berlalu...

Untuk Ayah...aku begitu merindukanMu..bila aku mengingat dan menulis namamu maka tidak henti jualah air mataku menetes..
Ibu...Kau adalah wanita hebat, sakit, letih ..keluh kesahMu tidak pernah Kau bagikan pada siapapun..seandainya saja Ibu bisa melihat keadaan kami semua..pasti ibu akan merasa senang dan bahagia..

Ya Allah..kuatkanlah aku, Berilah tempat yang begitu Lapang dan Indah untuk Ayah dan Ibuku..Jauhkanlah Mereka dari NerakaMu...Ya Allah..Amin..